November 7, 2024

Ekonomi Centralnesia

Berita Ekonomi Indonesia Terbaru Hari ini

Kemenperin Rilis Aplikasi Baru untuk Pelestarian Industri Batik Nasional

Kemenperin Rilis Aplikasi Baru untuk Pelestarian Industri Batik Nasional
Andi Rizaldi, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kementerian Perindustrian

CENTRALNESIA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Indonesia baru saja meluncurkan beberapa aplikasi baru sebagai bagian dari upaya untuk melestarikan dan memperkuat industri kerajinan batik dalam negeri. Aplikasi yang diluncurkan antara lain:

  1. Ekosistem Batik dan Kerajinan
  2. Syndi-Synthetical Dyes Indexation
  3. Motif Batik Digital

Kepala Badan Standardisasi dan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi, mengungkapkan bahwa aplikasi-aplikasi ini dikembangkan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB). Melalui peluncuran aplikasi ini, BBSPJIKB juga berencana mengirimkan buku Batik Lintas Nusa dan Ragam Motif Kerajinan Nusantara kepada 2.000 pelaku industri batik di seluruh Indonesia.

Andi Rizaldi menekankan pentingnya aplikasi ini dalam menjaga identitas budaya bangsa, mengingat batik merupakan bagian penting dari sejarah Indonesia yang juga memberikan kontribusi signifikan terhadap kemajuan ekonomi nasional. Pada tahun 2023, ekspor batik nasional tercatat mencapai 17,5 juta dolar AS, menunjukkan bahwa batik semakin diakui di kancah internasional.

Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, menambahkan bahwa selain peluncuran aplikasi, penting untuk melakukan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan. Kolaborasi ini melibatkan pemasok bahan baku, distributor, pemerintah, akademisi, desainer, dan sentra industri kecil menengah (IKM) lainnya.

Reni Yanita menekankan bahwa kolaborasi yang efektif antara pelaku usaha dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam mencapai tujuan bisnis bersama. Saat ini, industri batik dalam negeri telah menyerap sekitar 200 ribu tenaga kerja hingga Agustus 2024, dengan 201 sentra industri dan 5.946 IKM yang tersebar di 11 provinsi. Ini menunjukkan betapa signifikan industri batik bagi lapangan pekerjaan dan ekonomi lokal.