Director of Google Play Asia-Pacific (APAC) – Scaled Business & Partner Ecosystem, Kunal Soni, mengungkapkan kekagumannya terhadap perkembangan pesat ekosistem gim di Indonesia. Dalam pidatonya di Indonesia Game Developer eXchange (IGDX) 2024 yang berlangsung di Bali pada 12 Oktober, Kunal menyampaikan bahwa pada tahun 2023, pengembang aplikasi dan gim di Indonesia berhasil meraih pendapatan yang sangat signifikan, yaitu Rp 2,14 triliun, yang merupakan peningkatan sebesar 36 persen dibandingkan tahun 2022.
Sebanyak Rp 682 miliar dari total pendapatan tersebut berasal dari pengguna luar negeri, menunjukkan bahwa aplikasi dan gim Indonesia tidak hanya berkualitas, tetapi juga disukai secara global. Untuk mendukung pertumbuhan ini, Google Play aktif meningkatkan keterampilan para pengembang gim lokal melalui berbagai inisiatif.
Program-program tersebut meliputi Indie Games Accelerator (IGA) yang telah berjalan sejak 2018, yang menghubungkan studio gim kecil dengan jaringan global mentor sukses. Selain itu, ada juga Google Play Academy Study Jam yang berfokus pada kelompok belajar berbasis komunitas, serta program sertifikasi Google Play x Unity Training yang baru diluncurkan dua tahun lalu. Program ini dirancang untuk memastikan para pengembang gim dapat memenuhi standar internasional dalam desain, pengembangan, dan monetisasi.
Dengan dukungan ini, potensi industri gim di Indonesia terlihat sangat menjanjikan. Pasar yang terus berkembang dan minat global terhadap produk-produk lokal membuka peluang besar bagi pengembang untuk menciptakan inovasi dan mencapai sukses di tingkat internasional. Masa depan industri gim Indonesia tampak cerah, dengan kemungkinan pertumbuhan yang lebih besar seiring dengan semakin banyaknya dukungan dari platform global seperti Google Play.
More Stories
Mewujudkan Mimpi dari Puncak Bukit Dunu
BRI Danareksa Meraih Juara dalam Kompetisi Pembukaan Rekening Efek Terbanyak
Dewan Pers Memberikan Apresiasi terhadap Program BRI Fellowship Journalism 2025