CENTRALNESIA – Bank Indonesia (BI) telah menyalurkan insentif sebesar Rp259 triliun melalui program Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) kepada bank-bank yang menyalurkan kredit ke sektor-sektor prioritas hingga akhir Oktober 2024. Insentif ini diberikan kepada berbagai jenis bank, dengan rincian sebagai berikut: bank BUMN sebesar Rp120,9 triliun, bank umum swasta nasional (BUSN) Rp110,9 triliun, bank pembangunan daerah (BPD) Rp24,7 triliun, dan kantor cabang bank asing (KCBA) sebesar Rp2,6 triliun.
Sektor-sektor prioritas yang mendapat insentif ini antara lain hilirisasi minerba dan pangan, otomotif, perdagangan dan listrik, gas, air (LGA), pariwisata dan ekonomi kreatif, serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Tujuan pemberian insentif ini adalah untuk mendorong pertumbuhan kredit perbankan dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Selain itu, Gubernur BI Perry Warjiyo juga mengungkapkan bahwa transmisi kebijakan moneter berjalan dengan baik. Suku bunga pasar uang (IndONIA) pada 19 November 2024 tercatat sebesar 6,20 persen, mendekati BI-Rate yang ditetapkan sebesar 6 persen. Suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan pada 15 November 2024 tercatat masing-masing sebesar 6,79 persen, 6,85 persen, dan 7,07 persen, yang tetap menarik untuk aliran modal asing.
Imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) juga mengalami kenaikan, dengan SBN tenor 2 tahun dan 10 tahun masing-masing mencatatkan imbal hasil 6,44 persen dan 6,86 persen pada 19 November 2024, seiring dengan kenaikan imbal hasil (yield) US Treasury. Likuiditas perbankan pun tetap memadai, didukung oleh kebijakan BI, termasuk KLM, yang telah menjaga stabilitas suku bunga dan mendukung efisiensi pembentukan harga. Suku bunga deposito satu bulan dan suku bunga kredit pada Oktober 2024 tercatat masing-masing sebesar 4,73 persen dan 9,17 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
More Stories
OCBC dan Tokocrypto Hadirkan Solusi Inovatif untuk Optimalkan Potensi Besar Aset Kripto di Indonesia
OJK Panggil Anak Perusahaan KoinWorks Akibat Gagal Bayar
137 Bank Ditutup, Faktor-Faktor yang Membuat BPR di Indonesia Rentan Bangkrut