CENTRALNESIA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan tinjauan terhadap dinamika perekonomian global dan nasional pada triwulan III-2024, dengan sorotan utama pada dampak risiko geopolitik dan pelemahan ekonomi di Tiongkok. Berikut adalah ringkasan dan analisisnya:
Kondisi Ekonomi Global
- Pertumbuhan Global Melambat:
- Sebagian besar negara ekonomi utama mengalami penurunan pertumbuhan pada triwulan III-2024.
- Faktor penyebab:
- Ketegangan geopolitik: Perang di Ukraina serta konflik Israel dengan Gaza dan Lebanon memperburuk ketidakpastian global.
- Pelemahan ekonomi Tiongkok: Permintaan dan penawaran (demand dan supply) yang lemah terus menekan pertumbuhan.
- Inflasi di Eropa: Tingkat inflasi yang persisten menghambat pemulihan ekonomi di kawasan tersebut.
- Risiko proteksionisme: Langkah proteksi ekonomi yang meningkat di berbagai negara menghambat perdagangan global.
- Kebijakan Bank Sentral Dunia:
- Bank sentral utama mengambil langkah akomodatif dengan melonggarkan kebijakan moneter untuk memitigasi dampak perlambatan ekonomi.
- Faktor Geopolitik dan Politik AS:
- Pasar global mengantisipasi kemungkinan risiko ekonomi dari terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden AS, yang berpotensi meningkatkan ketidakpastian kebijakan.
- Dampak di AS:
- Tekanan di pasar tenaga kerja melemahkan kepercayaan konsumen, menambah tantangan bagi pertumbuhan ekonomi.
Ekonomi Nasional
- Pertumbuhan Ekonomi Tetap Positif:
- Pada triwulan III-2024, pertumbuhan Indonesia tercatat 4,95%. Namun, untuk keseluruhan tahun hingga triwulan ketiga, pertumbuhan tetap terjaga di atas 5% (5,03%).
- Kinerja Indonesia lebih stabil dibandingkan banyak negara lain, mencerminkan daya tahan yang lebih baik terhadap tekanan global.
- Strategi Indonesia:
- Indonesia menjaga stabilitas melalui kombinasi kebijakan moneter dan fiskal yang adaptif.
- Fokus pada penguatan permintaan domestik dan perlindungan terhadap volatilitas eksternal, termasuk dampak dari geopolitik global.
Kesimpulan dan Tantangan ke Depan
- Tantangan Global:
- Risiko geopolitik dan pelemahan ekonomi Tiongkok tetap menjadi ancaman utama terhadap pemulihan global.
- Proteksionisme dan ketidakpastian politik AS menambah kompleksitas tantangan ekonomi.
- Peluang Nasional:
- Dengan pertumbuhan yang stabil di atas 5%, Indonesia memiliki peluang untuk terus mengoptimalkan sektor domestik sebagai motor utama pertumbuhan.
- Penguatan sinergi antara kebijakan moneter, fiskal, dan sektor riil diperlukan untuk menghadapi potensi dampak eksternal di masa mendatang.
Indonesia menunjukkan resiliensi di tengah tekanan global, namun tetap perlu waspada terhadap tantangan eksternal yang dapat memengaruhi stabilitas ekonomi domestik.
More Stories
OCBC dan Tokocrypto Hadirkan Solusi Inovatif untuk Optimalkan Potensi Besar Aset Kripto di Indonesia
OJK Panggil Anak Perusahaan KoinWorks Akibat Gagal Bayar
137 Bank Ditutup, Faktor-Faktor yang Membuat BPR di Indonesia Rentan Bangkrut