CENTRALNESIA – Proyek cetak sawah seluas 1 juta hektare di Papua Selatan sempat menuai penolakan dari masyarakat adat. Namun, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman membantah klaim tersebut, menyatakan bahwa kementeriannya telah melakukan kunjungan ke Papua Selatan, khususnya Merauke, sebanyak delapan kali tanpa menemui penolakan. Bahkan, masyarakat di Distrik Kurik justru menunjukkan antusiasme tinggi dan meminta agar proyek tersebut dipercepat.
Amran menjelaskan bahwa masyarakat di Merauke menyambut baik rencana cetak sawah karena pemerintah akan memberikan bantuan berupa peralatan pertanian seperti alsintan, bibit, serta perbaikan saluran irigasi secara gratis. Penjelasan tersebut menanggapi pernyataan Anggota Komisi IV DPR RI, Edoardus Kaize, yang menyatakan bahwa meski awalnya tidak ada masalah dengan proyek ini, penolakan muncul karena masyarakat adat tidak dilibatkan sejak awal. Edoardus mengusulkan agar masyarakat adat lebih dilibatkan agar potensi pro-kontra dapat diminimalkan.
Edoardus juga menyoroti bahwa di Papua, konsumsi utama masyarakat bukan beras, melainkan sagu. Ia mengingatkan bahwa lahan yang digunakan untuk cetak sawah juga mencakup tanaman sagu, dan berharap pengembangan pangan di Papua Selatan dapat mencakup sagu, bukan hanya beras.
More Stories
IHSG Awal Perdagangan Menguat ke 7.495 di Tengah Perhelatan Pilpres AS
Inilah Besaran Biaya Kampanye Donald Trump dan Kamala Harris di Pilpres AS 2024
Digitalisasi itu penting, namun pengelolaan keuangan yang bijak jauh lebih krusial.