November 22, 2024

Ekonomi Centralnesia

Berita Ekonomi Indonesia Terbaru Hari ini

Dorong Hilirisasi, Pemerintah Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Dorong Hilirisasi, Pemerintah Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

CENTRALNESIA – Presiden Prabowo Subianto menyatakan ambisi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen selama masa kepemimpinannya (2024–2029). Hal ini disampaikan dalam acara peluncuran Geoportal Kebijakan Satu Peta 2.0 di Jakarta, di mana ia optimistis target ini dapat dicapai dengan strategi yang terarah dan investasi yang ditingkatkan, khususnya melalui hilirisasi sumber daya alam.

Strategi Utama untuk Pertumbuhan Ekonomi

  1. Hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA):
  • Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan nilai tambah SDA melalui proses hilirisasi, melanjutkan program yang sebelumnya dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo.
  • Perubahan nomenklatur Kementerian Investasi menjadi Kementerian Investasi dan Hilirisasi menunjukkan bahwa hilirisasi menjadi fokus utama pemerintahan Prabowo.
  • Dampak Positif Hilirisasi Nikel:
    • Contoh keberhasilan hilirisasi terlihat dari peningkatan ekspor nikel:
    • Sebelum larangan ekspor bijih nikel (2020): $3 miliar.
    • Setelah hilirisasi (2023): $33 miliar, dengan peningkatan nilai tambah hingga 10 kali lipat.
  • Kebijakan serupa diterapkan pada bauksit sejak Juni 2023, dengan rencana ekspansi ke tembaga dan mineral mentah lainnya.
  1. Dorongan terhadap Investasi:
  • Investasi diarahkan tidak hanya untuk eksplorasi SDA, tetapi juga untuk mendukung pengembangan industri berbasis nilai tambah.
  • Fokus pada penanaman modal dalam dan luar negeri untuk menopang pertumbuhan sektor manufaktur, infrastruktur, dan energi baru terbarukan.
  1. Perombakan Struktural dan Kebijakan:
  • Pemerintah telah mengubah struktur kementerian untuk lebih terfokus pada hilirisasi dan pengendalian pelaksanaan investasi.
  • Kebijakan pelarangan ekspor bahan mentah diharapkan mendorong pembangunan industri hilir di dalam negeri.

Tantangan Menuju Target 8%

  1. Kondisi Awal Ekonomi:
  • Pertumbuhan ekonomi saat ini masih berada di kisaran 5 persen, bahkan hanya mencapai 4,95 persen pada kuartal terakhir 2024.
  • Hal ini menunjukkan perlunya akselerasi signifikan dalam investasi dan produktivitas ekonomi.
  1. Ketidakpastian Global:
  • Risiko geopolitik dan perlambatan ekonomi global, terutama di Tiongkok, dapat memengaruhi investasi dan perdagangan internasional.
  1. Ketergantungan pada SDA:
  • Transformasi dari ekonomi berbasis eksploitasi SDA mentah menjadi ekonomi berbasis industri hilir membutuhkan waktu, biaya, dan perubahan infrastruktur.

Langkah Lanjutan dan Harapan

  • Pengembangan Sektor-Sektor Kunci:
  • Fokus pada sektor teknologi, energi hijau, dan industri strategis untuk mendiversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi.
  • Peningkatan Kualitas SDM:
  • Peningkatan pendidikan dan pelatihan tenaga kerja untuk mendukung industri berbasis hilirisasi.
  • Mendorong Investasi Berkelanjutan:
  • Menarik investor dengan kebijakan insentif untuk membangun pabrik pengolahan dan meningkatkan konektivitas infrastruktur.

Kesimpulan

Ambisi pertumbuhan ekonomi 8 persen adalah target yang menantang, tetapi strategi berbasis hilirisasi dan investasi terarah dapat menjadi jalan menuju realisasi. Keberhasilan akan bergantung pada eksekusi kebijakan yang konsisten dan adaptasi terhadap tantangan global. Pemerintah optimistis bahwa langkah ini tidak hanya meningkatkan ekonomi, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam rantai pasok global dengan nilai tambah yang tinggi.