CENTRALNESIA – Pada perdagangan Rabu (20/11), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga BI-Rate tetap di level enam persen. Pada akhir perdagangan, rupiah turun 26 poin atau 0,16 persen, menjadi Rp15.871 per dolar AS, dari sebelumnya yang berada di level Rp15.845 per dolar AS.
Keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan di level enam persen sejalan dengan kebijakan moneter untuk menjaga inflasi tetap terkendali dan berada dalam target 2,5 persen ± 1 persen pada 2024 dan 2025. Kebijakan ini juga bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah, terutama di tengah ketidakpastian geopolitik dan perekonomian global yang meningkat.
Di sisi eksternal, ketegangan geopolitik, terutama akibat perang Rusia-Ukraina yang semakin memanas, turut mempengaruhi pasar. Ancaman nuklir yang disuarakan Rusia dan ketidakpastian terkait kebijakan ekonomi AS di bawah kepemimpinan Donald Trump semakin menambah kekhawatiran investor. Selain itu, keputusan Bank Rakyat Tiongkok yang tidak mengubah suku bunga LPR-nya juga memberikan dampak pada pasar valuta asing.
Bank Indonesia juga mencatatkan penurunan pada Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang berada pada Rp15.858 per dolar AS, turun dari sebelumnya yang tercatat di Rp15.816 per dolar AS.
More Stories
OCBC dan Tokocrypto Hadirkan Solusi Inovatif untuk Optimalkan Potensi Besar Aset Kripto di Indonesia
OJK Panggil Anak Perusahaan KoinWorks Akibat Gagal Bayar
137 Bank Ditutup, Faktor-Faktor yang Membuat BPR di Indonesia Rentan Bangkrut