CENTRALNESIA – Dalam rangkaian Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (WB), Bank Indonesia (BI) menyoroti pentingnya keleluasaan dan konsistensi bauran kebijakan guna merespons ketidakpastian ekonomi global. Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, menyatakan bahwa penguatan strategi kebijakan sangat diperlukan untuk membantu negara berkembang menghadapi dampak negatif dari dinamika ekonomi global.
Pada pertemuan yang berlangsung dari 22 hingga 26 Oktober 2024 di Washington DC, Amerika Serikat, Filianingsih menggarisbawahi perlunya dukungan lembaga keuangan internasional bagi negara-negara berkembang untuk memperkuat kombinasi kebijakan moneter dan fiskal yang diperlukan dalam menjaga stabilitas ekonomi. “Keleluasaan bauran kebijakan, koordinasi antara kebijakan fiskal dan moneter, serta reformasi struktural yang solid menjadi kunci stabilitas makroekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Filianingsih di Jakarta, Sabtu.
Pada aspek kerja sama multilateral, Bank Indonesia menyatakan kesiapan untuk mendukung implementasi 16th General Review of Quota yang bertujuan meningkatkan kapasitas IMF dalam memberikan dukungan keuangan global, khususnya bagi negara berkembang. BI juga mengusulkan penyesuaian formula kuota IMF melalui 17th General Review of Quota untuk meningkatkan representasi negara-negara berkembang di organisasi tersebut.
Meskipun prakiraan ekonomi global relatif stabil, risiko-risiko baru seperti inflasi yang rendah di negara maju, ketegangan geopolitik di Timur Tengah, dan fragmentasi ekonomi global tetap menjadi perhatian utama para pemimpin ekonomi. Beragam tantangan ini mendorong pentingnya kebijakan yang terkoordinasi dalam pengendalian inflasi, konsolidasi fiskal, dan komunikasi kebijakan yang efektif untuk memperkuat stabilitas ekonomi dan menjaga momentum pertumbuhan.
Di pertemuan G20 yang turut dihadiri oleh Filianingsih dan Wakil Menteri Keuangan RI, Thomas Djiwandono, disepakati upaya penguatan kerja sama guna menghadapi tantangan global serta mempercepat pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs). Kerja sama ini mencakup penguatan Bank Pembangunan Multilateral dan Regional serta pengembangan inisiatif pembayaran lintas batas (cross-border payment) yang diharapkan dapat membuka peluang pertumbuhan ekonomi global yang lebih berkelanjutan.
Pada sesi pertemuan IMF, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral juga menyetujui Global Policy Agenda IMF yang bertujuan mempercepat pemulihan ekonomi dan merespons berbagai tantangan pertumbuhan dunia. Fokus kebijakan diarahkan pada pengendalian inflasi sesuai target, menjaga stabilitas sistem keuangan, konsolidasi fiskal, dan reformasi struktural guna meningkatkan produktivitas serta prospek tenaga kerja.
Seluruh negara peserta, baik dalam forum G20 maupun IMF, menegaskan pentingnya memperkuat kerja sama multilateral yang efektif demi menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi global yang lebih inklusif.
More Stories
OCBC dan Tokocrypto Hadirkan Solusi Inovatif untuk Optimalkan Potensi Besar Aset Kripto di Indonesia
OJK Panggil Anak Perusahaan KoinWorks Akibat Gagal Bayar
137 Bank Ditutup, Faktor-Faktor yang Membuat BPR di Indonesia Rentan Bangkrut