
CENTRALNESIA – Chief Economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Andry Asmoro, memprediksi persaingan likuiditas di industri perbankan Indonesia akan semakin ketat dengan bank-bank berlomba mendapatkan dana murah dari masyarakat.
Dalam acara “Economic Outlook 2025” yang digelar di Jakarta pada Selasa (4/2), Andry menjelaskan bahwa persaingan ini dipicu oleh pertumbuhan kredit yang terus meningkat, sementara pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) cenderung tertinggal.
Tiga Pola Persaingan Likuiditas
Andry mengidentifikasi tiga pola utama persaingan likuiditas di sektor perbankan:
- Persaingan antar-bank dalam Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) IV: Bank dengan modal inti besar mengalami pertumbuhan kredit yang relatif cepat, memicu persaingan ketat dalam penghimpunan dana.
- Persaingan antara bank KBMI IV dan bank KBMI III atau di bawahnya: Bank kecil menghadapi tantangan lebih besar dalam mendapatkan likuiditas.
- Persaingan antara perbankan dengan regulator: Produk seperti Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) turut memperketat likuiditas di pasar.
“Jadi saya rasa itu tantangannya dalam likuiditas di sektor perbankan,” ujar Andry.
Kenaikan Loan to Deposit Ratio (LDR)
Andry juga mencatat bahwa loan to deposit ratio (LDR) perbankan terus meningkat. Berdasarkan simulasi Bank Mandiri, LDR industri diproyeksikan akan berada di atas 95 persen dalam tiga tahun mendatang jika pertumbuhan kredit terus melampaui pertumbuhan DPK.
Dengan kondisi tersebut, penerbitan obligasi korporasi menjadi salah satu opsi untuk memenuhi kebutuhan likuiditas. Namun, penerbitan obligasi juga tergantung pada kondisi pasar modal yang saat ini masih menghadapi tantangan biaya yang tinggi.
Indeks Tabungan Menurun
Andry mengungkapkan bahwa indeks tabungan masyarakat menunjukkan tren yang berbeda berdasarkan kelompok pendapatan:
- Kelas bawah: Mengalami tren penurunan signifikan. Rata-rata saldo tabungan di tiering Rp200 juta hanya sekitar Rp1,8 juta, dan saldo di bawah Rp100 juta rata-rata kurang dari Rp200 ribu.
- Kelas menengah: Indeks tabungan cenderung mendatar, namun dapat tertekan jika ada beban tambahan seperti pajak dan kenaikan biaya hidup.
- Kelas atas: Terjadi peralihan aset dari simpanan ke portofolio investasi, termasuk emas yang nilainya terus meningkat.
Tantangan Pengelolaan Likuiditas
Dengan keterbatasan tabungan yang semakin nyata, Andry menekankan bahwa tantangan besar perbankan saat ini adalah bagaimana mengelola likuiditas secara efektif di tengah persaingan yang semakin sengit.
“PR terbesar kita adalah bagaimana mengelola likuiditas di sektor perbankan,” tutup Andry.
More Stories
Efisiensi Anggaran Pemerintah Harus Dimitigasi untuk Menjaga Pertumbuhan Ekonomi
KKP Dorong PT Garam Tingkatkan Produksi Menuju Swasembada Garam 2027
Koreksi Data Kurs Rupiah di Google dan Literasi Ekonomi Digital