
CENTRALNESIA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memastikan bahwa pemerintah akan menyalurkan Kredit Investasi Padat Karya dengan total anggaran sebesar Rp20 triliun pada tahun 2025. Program ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan industri padat karya nasional, meningkatkan daya saing, dan menciptakan lapangan kerja baru.
Skema Kredit Investasi Padat Karya
Kredit ini dirancang untuk mendukung revitalisasi mesin dan peningkatan produktivitas di sektor industri padat karya melalui pembiayaan modernisasi peralatan dan peningkatan efisiensi produksi.
Fitur utama skema kredit ini meliputi:
- Plafon Pinjaman: Rp500 juta hingga Rp10 miliar.
- Suku Bunga/Marjin: Lebih rendah dari kredit komersial.
- Jangka Waktu Pinjaman: Fleksibel, antara 5-8 tahun.
Sasaran Industri
Sektor industri yang menjadi prioritas meliputi:
- Pakaian jadi.
- Tekstil.
- Furnitur.
- Kulit dan barang dari kulit.
- Alas kaki.
- Mainan anak.
- Makanan dan minuman.
Syarat Penerima Kredit
Calon penerima kredit harus memenuhi kriteria berikut:
- Memiliki usaha yang produktif dan layak.
- Pengalaman usaha minimal 2 tahun.
- Memiliki minimal 50 tenaga kerja.
Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi dan jumlah tenaga kerja yang terserap.
Dukungan dan Komitmen Pemerintah
Menurut Airlangga, peluncuran skema ini merupakan bagian dari paket kebijakan pemerintah yang lebih luas untuk memperkuat industri nasional. Pemerintah juga menyediakan subsidi bunga/marjin guna mendukung pelaksanaan skema kredit ini.
Selain itu, pemerintah akan terus mendorong transformasi industri melalui berbagai instrumen seperti:
- Insentif fiskal.
- Kemudahan perizinan.
- Peningkatan kualitas sumber daya manusia.
- Penguatan riset dan inovasi.
Harapan dan Dampak Program
Airlangga berharap Kredit Investasi Padat Karya dapat menjadi pendorong signifikan bagi daya saing industri nasional. Dengan modernisasi dan efisiensi yang didukung kredit ini, sektor padat karya di Indonesia dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Hal ini merupakan bukti konkret keseriusan Pemerintah dalam mendorong pertumbuhan dan peningkatan daya saing industri padat karya nasional serta menciptakan lapangan kerja baru,” kata Airlangga.
Program ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menyelamatkan dan memperkuat industri nasional melalui kebijakan yang terintegrasi.
More Stories
Persaingan Likuiditas Perbankan Kian Ketat, Bank Mandiri Soroti Tantangan Penghimpunan Dana
Koreksi Data Kurs Rupiah di Google dan Literasi Ekonomi Digital
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Provinsi Jambi Mencapai 111% dari Target 2024