February 7, 2025

Ekonomi Centralnesia

Berita Ekonomi Indonesia Terbaru Hari ini

Harga Sembako di Pasar Dinyatakan Masih Stabil Menjelang Nataru, Klaim Bos Bapanas

CENTRALNESIA – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyatakan bahwa harga bahan pokok yang beredar di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, menjelang libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) masih berada pada tingkat yang wajar. Arief mengungkapkan bahwa harga-harga tersebut sudah mencerminkan kesepakatan antara pemerintah dan semua pihak terkait, termasuk petani dan produsen.

Pernyataan ini disampaikan Arief saat melakukan inspeksi untuk memastikan stabilitas pasokan dan harga pangan pokok strategis menjelang perayaan akhir tahun. Menurutnya, harga-harga sembako di pasaran saat ini sudah sesuai dengan hitungan pemerintah.

Beberapa harga yang ditemukan di Pasar Kebayoran Lama antara lain, harga daging sapi paha belakang yang dibanderol sekitar Rp 130.000 per kilogram, sedangkan paha depan sekitar Rp 120.000 per kilogram. Untuk daging ayam potong, harganya berkisar antara Rp 40.000 hingga Rp 46.000 per kilogram. Daging ayam tanpa tulang dihargai sekitar Rp 50.000 hingga Rp 55.000 per kilogram.

Selain itu, harga bahan pokok lainnya juga tercatat cukup stabil, di antaranya bawang putih yang dijual dengan harga sekitar Rp 42.000 per kilogram, cabai merah keriting Rp 35.000 per kilogram, dan cabai hijau seharga Rp 42.000 per kilogram. Harga telur diperkirakan berada di kisaran Rp 24.000 hingga Rp 26.000 per kilogram.

Arief juga menyampaikan bahwa harga beras Bulog Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) terpantau stabil, yakni Rp 12.000 per kilogram atau sekitar Rp 60.000 per karung. Menurutnya, harga ini sudah sangat baik dan terjangkau bagi masyarakat.

Namun, Arief juga mengungkapkan adanya keluhan dari beberapa pedagang yang meminta agar harga bahan pokok strategis diturunkan lebih lanjut. Menanggapi hal tersebut, Arief menegaskan bahwa harga yang ada saat ini sudah sesuai dengan kebutuhan pasar dan tidak boleh diturunkan lebih rendah lagi, terutama di tingkat petani.

“Pedagang mengatakan, ‘Pak, harga bahan turunkan, Pak’. Namun, saya jelaskan bahwa harga yang terbentuk sekarang sudah wajar. Jadi, harga jangan diturunkan lagi di tingkat petani. Petani dan peternak perlu margin untuk menjalankan usahanya,” kata Arief.

Menurutnya, jika harga terlalu rendah di tingkat petani, akan berisiko pada keberlanjutan usaha pertanian. “Barang pertanian itu harus dijual di atas harga pokok produksinya. Petani harus mendapat keuntungan. Kalau harga terus ditekan, petani tidak akan ada yang menanam,” tambahnya.

Pemerintah, kata Arief, akan terus menjaga stabilitas harga agar seluruh pihak, mulai dari petani hingga konsumen, tetap mendapatkan keuntungan yang wajar.