
CENTRALNESIA – PT Bank SMBC Indonesia Tbk. (dulu BTPN) terus mengembangkan strategi untuk menjaga pertumbuhan bisnis di tengah suku bunga tinggi. Direktur Utama SMBC Indonesia, Henoch Munandar, mengungkapkan bahwa fokus utama bank adalah memperoleh dana murah untuk mendukung ekspansi kredit yang terukur, sambil memperhatikan kapasitas likuiditas yang tersedia. Henoch juga berharap kebijakan dari pemerintah dan Bank Indonesia dapat menjaga stabilitas ekonomi Indonesia pada tahun 2025.
Pada periode Januari-September 2024, SMBC Indonesia mencatatkan laba bersih Rp1,99 triliun, turun 4,8% dibandingkan tahun sebelumnya, yang disebabkan oleh kenaikan biaya kredit sebesar 45% dan peningkatan beban operasional 27%. Namun, pendapatan operasional meningkat 24% menjadi Rp12,97 triliun, didorong oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 22% YoY.
Aset SMBC Indonesia tumbuh 17% menjadi Rp228,6 triliun, sementara penyaluran kredit meningkat 16% dengan kontribusi utama dari kredit Grup OTO. Penyaluran kredit untuk segmen UMKM juga mengalami kenaikan 12%. Meskipun rasio non-performing loan (NPL) meningkat menjadi 2,16%, angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan rata-rata industri. SMBC Indonesia juga berhasil mempertahankan likuiditas yang sehat, dengan rasio liquidity coverage ratio (LCR) sebesar 225,7% dan net stable funding ratio (NSFR) 119,4%, serta capital adequacy ratio (CAR) yang kuat di level 29,8%.
More Stories
Efisiensi Anggaran Pemerintah Harus Dimitigasi untuk Menjaga Pertumbuhan Ekonomi
KKP Dorong PT Garam Tingkatkan Produksi Menuju Swasembada Garam 2027
Persaingan Likuiditas Perbankan Kian Ketat, Bank Mandiri Soroti Tantangan Penghimpunan Dana