
CENTRALNESIA – Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), membahas pentingnya pembangunan yang berkeadilan dan berkelanjutan dalam rangka mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8%. Menurutnya, mencapai pertumbuhan yang tinggi tidak hanya penting untuk ekonomi, tetapi juga harus memperhatikan aspek keberlanjutan dan pemerataan.
Dalam acara Economic & Capital Market Outlook 2025 di Bursa Efek Indonesia, AHY menegaskan bahwa pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif harus menjadi fokus utama, memastikan bahwa semua kelompok masyarakat mendapatkan perhatian yang adil. Dia juga menyoroti bahwa sering kali, dalam mengejar pertumbuhan ekonomi, beberapa kelompok terpinggirkan dan tidak mendapatkan bantuan yang memadai.
AHY menyebutkan ada tiga elemen utama dalam mencapai pertumbuhan yang tinggi dan berkeadilan: mendorong seluruh faktor pendorong pertumbuhan, menciptakan lapangan pekerjaan, dan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan. Pekerjaan, menurutnya, merupakan salah satu pilar penting untuk kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, AHY juga menekankan pentingnya memasukkan aspek keberlanjutan dalam perencanaan ekonomi, dan mengaudit setiap kegiatan ekonomi untuk memastikan bahwa pembangunan tidak merusak lingkungan hidup. Ia berharap adanya kolaborasi antara pemerintah dan stakeholder industri pasar modal untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan di Indonesia.
Di sisi lain, Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, menambahkan bahwa tren internasional yang berkembang adalah investasi berbasis Environment, Social, and Governance (ESG), dan pembangunan berkelanjutan kini menjadi fokus dalam penilaian perusahaan. Pemerintah Indonesia, menurutnya, telah menetapkan pencapaian SDGs 2030, yang bertujuan untuk mendorong investasi ramah lingkungan dan menjaga kelestarian alam serta pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Untuk mendukung pencapaian target iklim Indonesia, BEI telah meluncurkan IDX Carbon pada September 2023, yang menawarkan aset baru berupa sertifikat pengurangan emisi gas rumah kaca (karbon kredit), serta menyediakan 5 indeks saham terkait ESG. BEI juga memberikan insentif untuk obligasi berwawasan lingkungan dan bekerja sama dengan lembaga penilai ESG internasional untuk melakukan penilaian terhadap perusahaan yang terdaftar di BEI.
Melalui diskusi ini, BEI berharap dapat memberikan wawasan penting mengenai keuangan berkelanjutan, kebijakan dan regulasi yang diperlukan untuk mendukung perkembangan Green Capital Market di Indonesia, serta proyek-proyek berkelanjutan yang mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
More Stories
Efisiensi Anggaran Pemerintah Harus Dimitigasi untuk Menjaga Pertumbuhan Ekonomi
KKP Dorong PT Garam Tingkatkan Produksi Menuju Swasembada Garam 2027
Persaingan Likuiditas Perbankan Kian Ketat, Bank Mandiri Soroti Tantangan Penghimpunan Dana