February 6, 2025

Ekonomi Centralnesia

Berita Ekonomi Indonesia Terbaru Hari ini

OJK Fokus Tingkatkan Keamanan dan Ketangguhan Sektor Keuangan

CENTRALNESIA – Ketua Dewan Audit Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sophia Issabella Wattimena, menyampaikan bahwa OJK terus berupaya memperkuat keamanan dan ketangguhan infrastruktur digital dalam sektor keuangan melalui berbagai regulasi.

“Sebagai regulator, OJK berkomitmen untuk memperkuat industri dalam membangun infrastruktur digital yang aman dan tangguh, salah satunya dengan mengeluarkan peraturan POJK Nomor 11 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Teknologi Informasi oleh Bank Umum,” ujar Sophia di Jakarta, Selasa.

Selain itu, ada peraturan lainnya seperti POJK Nomor 4 Tahun 2021 yang mengatur manajemen risiko dalam penggunaan teknologi informasi oleh Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank, serta pedoman keamanan siber untuk penyelenggara inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK).

OJK juga telah merilis Panduan Kode Etik untuk Kecerdasan Buatan (AI) yang Bertanggung Jawab dan Terpercaya dalam industri teknologi finansial. Semua regulasi ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan digital pengguna terhadap platform dan layanan dalam ekosistem digital yang cenderung menurun.

“Hasil studi Edelman Trust Barometer menunjukkan tren penurunan digital trust secara global, di mana 14 dari 22 negara mengalami penurunan,” tambah Sophia. Beberapa negara yang mengalami penurunan signifikan termasuk Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Inggris, Prancis, dan Australia.

Dalam upaya meningkatkan tata kelola, manajemen risiko, dan kepatuhan (GRC) di industri keuangan, ia mengajak para profesional di bidang ini untuk berperan lebih aktif di lembaga dan institusi masing-masing, serta berkolaborasi untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dalam rangka mendukung kinerja yang bermanfaat bagi institusi dan negara.

OJK menyelenggarakan Risk and Governance Summit 2024 di Jakarta, dengan tema “Strengthening the GRC Ecosystem in the Financial Sector to Support the Golden Indonesia 2045 Vision”. Acara ini dihadiri oleh sekitar 5.500 peserta, meningkat 36 persen dibandingkan tahun lalu, yang bertujuan untuk memperkuat kerja sama dan menerima masukan dari berbagai asosiasi, komunitas, dan lembaga pengawasan.