
CENTRALNESIA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada awal perdagangan hari Jumat terpantau melemah menjelang rilis data neraca perdagangan Indonesia untuk bulan Oktober 2024.
Pada sesi awal perdagangan, rupiah tercatat turun 77 poin atau 0,48 persen menjadi Rp15.939 per dolar AS, dibandingkan dengan posisi sebelumnya yang berada di Rp15.862 per dolar AS.
“Para investor tengah menantikan data perdagangan Indonesia yang akan diumumkan siang ini,” ujar analis mata uang Lukman Leong dalam keterangannya kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Lukman memperkirakan neraca perdagangan Indonesia untuk bulan Oktober akan mencatatkan surplus sekitar 3,05 miliar dolar AS. Selain itu, ia juga memprediksi rupiah akan terus melemah terhadap dolar AS, mengikuti penguatan dolar yang terpicu oleh data klaim pengangguran AS yang lebih baik dari yang diperkirakan.
Data klaim pengangguran AS untuk pekan yang berakhir pada 9 November 2024 tercatat 217 ribu, lebih rendah dari estimasi yang sebesar 223 ribu.
Penguatan dolar AS juga diperkuat oleh komentar hawkish dari Ketua Bank Sentral AS, Jerome Powell, yang menyatakan bahwa tidak perlu terburu-buru untuk menurunkan suku bunga karena perekonomian AS masih sangat kuat dan tetap unggul dibandingkan negara-negara ekonomi maju lainnya.
Lukman memprediksi bahwa pada perdagangan hari ini, rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp15.850 hingga Rp16.000 per dolar AS.
More Stories
Persaingan Likuiditas Perbankan Kian Ketat, Bank Mandiri Soroti Tantangan Penghimpunan Dana
Koreksi Data Kurs Rupiah di Google dan Literasi Ekonomi Digital
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Provinsi Jambi Mencapai 111% dari Target 2024