
CENTRALNESIA – Menteri BUMN, Erick Thohir, optimis bahwa Bank Syariah Indonesia (BSI) dapat mencapai posisi ke-6 sebagai bank syariah terbesar di dunia. Saat ini, BSI berada di posisi ke-9 berdasarkan kapitalisasi pasar, sebuah pencapaian signifikan mengingat sebelumnya berada di posisi ke-12. Erick percaya, dengan potensi Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar kedua di dunia, BSI memiliki peluang untuk terus berkembang dan meraih posisi yang lebih tinggi, bahkan mencapai posisi ke-6.
Erick mendorong BSI untuk tidak berpuas diri dengan posisi ke-9 dan terus berusaha meningkatkan performa agar dapat mencapai target tersebut. “Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar kedua di dunia memiliki potensi besar bagi bank syariah,” ujar Erick, menekankan pentingnya memanfaatkan potensi tersebut untuk mencapai target yang lebih tinggi.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, juga menyatakan optimisme dan pencapaian BSI yang terus berkembang pesat. Menjelang ulang tahunnya yang keempat pada 1 Februari 2025, BSI telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Pada September 2024, BSI mencatatkan pertumbuhan laba lebih dari 21 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan rasio pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) di bawah 2 persen dan cost of credit di bawah 1 persen. Hery menyatakan bahwa BSI akan terus memberikan layanan optimal untuk mendukung ekonomi syariah di Indonesia, menjadikan bank ini sebagai energi baru dalam penggerak ekonomi syariah.
More Stories
Efisiensi Anggaran Pemerintah Harus Dimitigasi untuk Menjaga Pertumbuhan Ekonomi
KKP Dorong PT Garam Tingkatkan Produksi Menuju Swasembada Garam 2027
Persaingan Likuiditas Perbankan Kian Ketat, Bank Mandiri Soroti Tantangan Penghimpunan Dana