Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menunjukkan penurunan dalam perdagangan pasar spot pada Jumat (25/10/2024). Menurut data Bloomberg, pada pukul 09.40 WIB, rupiah tercatat pada posisi Rp 15.619 per dolar AS, melemah sebesar 35,5 poin atau sekitar 0,23 persen dari penutupan sebelumnya yang berada di Rp 15.584 per dolar AS.
Ariston Tjendra, seorang pengamat Pasar Uang, menyatakan bahwa ada kemungkinan rupiah akan terus melemah terhadap dolar AS, meskipun indeks dolar AS menunjukkan penurunan dari angka pagi sebelumnya, yaitu 104,05 dibandingkan dengan 104,40. Dia juga menjelaskan bahwa data mengenai klaim tunjangan pengangguran di AS menunjukkan angka yang lebih rendah dari estimasi, yaitu 227.000 klaim dibandingkan 242.000. Hal ini menunjukkan stabilitas dalam kondisi ketenagakerjaan di AS dan berpotensi membuat The Fed tidak mengambil tindakan drastis dalam penurunan suku bunga dalam waktu dekat.
Lebih lanjut, Ariston menambahkan bahwa ada faktor lain yang masih mendukung penguatan dolar AS, termasuk peluang kemenangan Trump dan ketegangan yang terjadi di kawasan Timur Tengah. Ia memprediksi bahwa rupiah bisa melemah hingga mencapai level 15.650, dengan level support di sekitar 15.600.
Pada hari sebelumnya, Kamis (24/10/2024), kurs tengah Jisdor mencatat nilai tukar rupiah di Rp 15.593 per dolar AS, yang menunjukkan penguatan dibandingkan hari Rabu (23/10/2024) dengan posisi Rp 15.620 per dolar AS. Di beberapa bank besar Indonesia, seperti BRI, kurs jual dolar AS ditetapkan di Rp 15.639. Berikut adalah kurs rupiah di lima bank besar pada hari ini:
- BRI: Jual 15.639, Beli 15.549
- Bank Mandiri: Jual 15.602, Beli 15.582
- BNI: Jual 15.621, Beli 15.601
- BCA: Jual 15.625, Beli 15.605
- CIMB Niaga: Jual 15.607, Beli 15.596
Demikian informasi mengenai nilai tukar rupiah di lima bank besar untuk hari ini.
More Stories
Lampung Tengah Resmikan E-Retribusi Layanan Kesehatan Berbasis QRIS
Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan III-2024 Catat Surplus USD 5,9 Miliar
OCBC dan Tokocrypto Hadirkan Solusi Inovatif untuk Optimalkan Potensi Besar Aset Kripto di Indonesia