
CENTRALNESIA – Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) mengajukan delapan langkah strategis kepada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat peran komoditas sawit nasional. Ketua Umum DMSI, Sahat Sinaga, memaparkan langkah-langkah ini dalam orasi ilmiah Dies Natalis ke-64 FMIPA Universitas Indonesia (UI), di Depok, Jawa Barat.
Tantangan Produktivitas Sawit
Produksi sawit nasional pada 2024 diperkirakan menurun 4% dibandingkan tahun sebelumnya, yang mencapai 50,07 juta ton. Penurunan ini disebabkan oleh kurangnya perhatian terhadap penyakit yang menyerang sawit, yang dapat menyebabkan penurunan produksi hingga 40%. Sahat menyoroti pentingnya pengelolaan sawit yang optimal untuk mendukung rencana Indonesia menjadi produsen utama green fuel.
Delapan Langkah Strategis
- Pembentukan Badan Otorita Sawit
- Badan ini berada langsung di bawah Presiden untuk menangani permasalahan sawit secara terintegrasi.
- Inovasi Teknologi Pengolahan
- Memanfaatkan teknologi DPMO (Degummed Palm Mesocarp Oil) untuk menghasilkan minyak sawit dengan nutrisi tinggi dan emisi karbon rendah.
- Peningkatan RBD Olein
- Mengganti teknologi physical refining dengan metode reesterifikasi, yang lebih alami dan mampu mempertahankan kandungan gizi dalam RBD Olein.
- Pembentukan “Dokter Kesehatan Kebun Sawit Rakyat”
- Memberikan perlindungan dan layanan kesehatan terhadap kebun sawit rakyat untuk meningkatkan produktivitas dari rata-rata 9,2 ton TBS/ha/tahun menjadi 26 ton TBS/ha/tahun.
- Transaksi CPO dan CPKO melalui Bursa Komoditas Sawit
- Mewajibkan transaksi domestik dan ekspor dilakukan di bursa untuk memastikan data perdagangan yang akuntabel dan transparan.
- Penetapan Harga Sawit oleh Kementerian Perdagangan
- Harga sawit di pasar global ditentukan berdasarkan acuan dari bursa komoditas sawit domestik.
- Mandatori Biodiesel Berbasis HVO
- Program biodiesel seperti B-35 dan B-40 diharapkan menggunakan HVO (Hydrogenated Vegetable Oil) berbasis sawit dengan emisi karbon rendah, bukan langsung dari CPO.
- Jika harga minyak mentah Brent di bawah $63/barel, sebaiknya menggunakan minyak fosil untuk efisiensi biaya.
- Penghapusan Insentif Green Energy untuk Minyak Fosil
- Pemerintah diusulkan mengenakan pajak tinggi pada minyak fosil dan memperbaiki teknologi kilang Pertamina untuk menghasilkan solar dengan kandungan sulfur rendah.
Mendukung Industri Berkelanjutan
Langkah-langkah ini dirancang untuk menjawab tantangan produktivitas dan memastikan sawit menjadi komoditas strategis yang berkelanjutan. Selain itu, kebijakan ini juga mendukung inovasi teknologi, transparansi pasar, dan keberlanjutan lingkungan, sejalan dengan visi Indonesia sebagai pemimpin dalam energi hijau.
More Stories
Stok Beras Bulog Cabang Rejang Lebong Cukupi Kebutuhan Hingga Empat Bulan Ke Depan
Organda Bali Tolak Wacana Kewajiban KTP Bali bagi Sopir Transportasi Pariwisata dan Daring
Pemantauan Harga dan Ketersediaan Pangan di Tangerang Menjelang Ramadhan