
CENTRALNESIA – Minat terhadap batu bara terus mengalami penurunan, yang tercermin dari harga komoditas ini yang anjlok signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Harga batu bara di pasar ICE Newcastle turun menjadi sekitar USD 136 per ton pada awal Desember 2024. Hal ini merupakan kelanjutan dari penurunan harga yang terjadi sepanjang November, dengan rata-rata harga yang lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya.
Penurunan harga batu bara ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah perubahan kebijakan besar-besaran di negara-negara pengimpor utama seperti China dan India, yang mulai beralih ke sumber energi terbarukan untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara. Selain itu, ketegangan geopolitik, seperti perang di Timur Tengah, juga mempengaruhi pasar ekspor batu bara Indonesia, menyulitkan pengiriman ke beberapa negara.
Tren penurunan harga ini membawa dampak yang signifikan terhadap sektor ekonomi, khususnya bagi daerah-daerah yang sangat bergantung pada industri batu bara, seperti Kalimantan Timur. Ekonom memperingatkan bahwa jika penurunan harga ini berlanjut tanpa langkah-langkah mitigasi yang tepat, bisa terjadi dampak serius pada lapangan pekerjaan dan ekonomi daerah.
Selain itu, proyeksi harga batu bara ke depan masih menunjukkan potensi penurunan lebih lanjut. Indikator teknikal, seperti Relative Strength Index (RSI), menunjukkan bahwa pasar batu bara masih berada dalam fase bearish, yang menandakan bahwa harga kemungkinan besar akan tetap tertekan dalam waktu dekat.
More Stories
Stok Beras Bulog Cabang Rejang Lebong Cukupi Kebutuhan Hingga Empat Bulan Ke Depan
Organda Bali Tolak Wacana Kewajiban KTP Bali bagi Sopir Transportasi Pariwisata dan Daring
Pemantauan Harga dan Ketersediaan Pangan di Tangerang Menjelang Ramadhan