
CENTRALNESIA – Pada tahun 2025, perekonomian Indonesia diperkirakan akan menghadapi tantangan besar yang datang dari ketidakpastian ekonomi global. Dalam konteks ini, dua prinsip utama—inklusivitas dan keberlanjutan—akan menjadi fokus utama kebijakan ekonomi pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto. Harapannya, Indonesia dapat mempertahankan resiliensi ekonomi yang kuat meski menghadapi kondisi global yang diproyeksikan masih penuh dengan tantangan.
Perekonomian Indonesia tidak dapat dilepaskan dari dinamika ekonomi global, yang akan terus memengaruhi melalui jalur perdagangan dan keuangan. Oleh karena itu, penting untuk terus memantau dan mengantisipasi perkembangan ekonomi di negara-negara besar seperti Amerika Serikat, China, Jepang, dan Uni Eropa. Selain itu, berbagai faktor makroekonomi, seperti suku bunga global yang masih tinggi dan ketegangan geopolitik yang dapat menyebabkan fragmentasi ekonomi, diprediksi akan menambah ketidakpastian pada tahun 2025.
Meski demikian, pemerintah optimistis bahwa perekonomian nasional dapat tumbuh di kisaran 5,1% hingga 5,5% pada tahun tersebut, seperti yang tercantum dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2025. Tumbuhnya permintaan domestik akan menjadi salah satu pilar utama yang mendukung laju ekonomi Indonesia. Diharapkan, perbaikan daya beli masyarakat, yang didorong oleh tingkat inflasi yang terkendali, akan mendorong konsumsi rumah tangga. Konsumsi pemerintah akan difokuskan pada program-program produktif, sementara kelanjutan proyek-proyek strategis diharapkan dapat mendorong investasi yang berkelanjutan.
Pencapaian target pertumbuhan ekonomi ini sangat bergantung pada konvergensi aktivitas ekonomi di seluruh sektor usaha, serta efektivitas kebijakan fiskal yang dapat mendorong transformasi ekonomi nasional. Oleh karena itu, kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah, Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, dan Otoritas Jasa Keuangan sangat penting untuk menjaga stabilitas perekonomian negara.
Untuk lebih mendalami prospek ekonomi Indonesia di tahun 2025, Bisnis Indonesia akan mengadakan acara Bisnis Indonesia Economy Outlook 2025 pada Selasa, 10 Desember 2025, di Raffles Hotel, Jakarta. Acara ini akan membahas berbagai isu strategis yang memengaruhi perekonomian Indonesia, dengan tema “Menuju Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan” yang sejalan dengan visi kebijakan pemerintahan baru.
Presiden Direktur Bisnis Indonesia Group, Lulu Terianto, menyatakan bahwa acara ini akan menjadi panduan bagi pelaku usaha dan seluruh pemangku kepentingan dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Dengan menghadirkan para ahli dan praktisi di bidangnya, acara ini diharapkan dapat memberikan referensi yang dapat diimplementasikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Beberapa tokoh penting yang dijadwalkan hadir sebagai pembicara kunci antara lain Presiden Prabowo Subianto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono, dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia.
Acara ini juga akan mencakup dua sesi diskusi utama: sesi ekonomi riil dan sesi finansial. Pada sesi ekonomi riil, tiga topik utama akan dibahas, antara lain skenario transisi energi menuju ekonomi hijau, optimalisasi sektor mineral, dan pengembangan sektor minerba untuk mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Sementara itu, sesi finansial akan mencakup topik tentang peran investasi dan strategi fiskal dalam mendukung ekonomi berkelanjutan, dinamika kebijakan moneter di tengah tren pelonggaran global, serta peluang dan tantangan sektor keuangan non-bank dalam menghadapi transisi finansial.
Selain di Jakarta, acara ini juga akan diselenggarakan secara serentak di 9 kota lainnya di Indonesia, seperti Medan, Pekanbaru, Palembang, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Balikpapan, dan Makassar. Setiap kota akan membahas topik yang relevan dengan karakteristik ekonomi daerah masing-masing.
Dengan mengundang berbagai pihak yang berkepentingan, acara ini diharapkan dapat mempererat kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan serta memanfaatkan peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
More Stories
Stok Beras Bulog Cabang Rejang Lebong Cukupi Kebutuhan Hingga Empat Bulan Ke Depan
Organda Bali Tolak Wacana Kewajiban KTP Bali bagi Sopir Transportasi Pariwisata dan Daring
Pemantauan Harga dan Ketersediaan Pangan di Tangerang Menjelang Ramadhan