February 9, 2025

Ekonomi Centralnesia

Berita Ekonomi Indonesia Terbaru Hari ini

Anindya Bakrie dan Arsjad Rasjid Duduk Berdampingan di Istana, Isu Kerugian Negara Akibat Barang Impor Ilegal

CENTRALNESIA – Pada Jumat, 6 Desember 2024, beberapa berita ekonomi dan bisnis yang mencuri perhatian dimulai dengan momen di Istana Negara. Anindya Bakrie, yang merupakan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia versi Musyawarah Nasional Luar Biasa, bersama Arsjad Rasjid, Ketua Umum Kadin, duduk berdampingan di hadapan Presiden Prabowo Subianto saat bertemu dengan para pengusaha Jepang. Anindya, yang duduk sebelahan dengan Arsjad, menyebutkan hubungan mereka sebagai sahabat, namun enggan membahas lebih jauh soal ketegangan dalam kepengurusan Kadin yang sempat terjadi.

Selain itu, pemerintah melalui Kementerian Keuangan juga mengumumkan rencana kenaikan gaji bagi guru ASN dan non-ASN yang direncanakan mulai berlaku pada 2025. Kenaikan tersebut diperkirakan mencapai satu kali lipat dari gaji pokok untuk guru ASN, yang akan menerima tunjangan profesi setiap bulan, meskipun penyaluran tunjangan tersebut akan dilakukan setiap tiga bulan sekali.

Di sektor industri, muncul desakan dari Wakil Ketua Komisi VII DPR, Chusnunia Chalim, yang meminta pemerintah mengambil langkah strategis untuk menyelamatkan industri tekstil, khususnya perusahaan besar seperti PT Pan Brothers Tbk. yang tengah menghadapi masalah keuangan terkait penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) yang mencapai sekitar Rp6,25 triliun. Pemerintah juga diminta untuk mengantisipasi adanya potensi kepailitan perusahaan tekstil lainnya di masa depan.

Sementara itu, Badan Gizi Nasional (BGN) tengah mempersiapkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang akan menjangkau sekitar 30 ribu satuan layanan dari Sabang hingga Merauke. Program ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak sekolah, balita, serta ibu hamil dan menyusui dengan anggaran yang dialokasikan antara Rp7-10 miliar.

Namun, masalah yang lebih besar masih terkait dengan maraknya barang impor ilegal yang terus memasuki pasar domestik. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mencatatkan lebih dari 31.000 kali penindakan perdagangan ilegal sejak Januari hingga November 2024. Meskipun begitu, produk ilegal terus membanjiri pasar dalam negeri, menambah kerugian negara yang diperkirakan mencapai Rp3,9 triliun. Produk tekstil dan barang sejenis menjadi salah satu yang paling banyak diselundupkan, meskipun sudah dilakukan banyak upaya penyitaan oleh pemerintah.