
CENTRALNESIA – Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) memastikan bahwa Perum Bulog akan mengalami transformasi menjadi badan otonom, sebuah keputusan yang telah disepakati dalam rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto.
“Rapat pertama secara resmi mengenai transformasi Bulog telah berlangsung, dan keputusan ini sudah ditetapkan dalam rapat terbatas yang dipimpin langsung oleh Presiden beberapa waktu lalu,” ujar Zulkifli setelah menghadiri Rapat Koordinasi Transformasi Bulog di Kantor Bulog, Jakarta, Jumat.
Rapat pertama ini melibatkan berbagai pejabat, termasuk Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Rachmat Pambudy, Menteri PAN-RB Rini Widyantini, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Direktur Utama Bulog Wahyu Suparyono, dan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi. Mereka membahas konsep transformasi, keuangan, serta status kepegawaian Bulog.
Zulkifli menekankan bahwa setelah bertransformasi, Bulog akan menjadi lembaga yang lebih kuat, dengan tugas penting sebagai penyangga pasokan dan stabilisator harga pangan nasional.
“Setelah transformasi, Bulog akan menjadi lembaga yang lebih kuat dan bertugas sebagai stabilisator dan penyangga pangan. Ini bisa dilakukan melalui perpres atau undang-undang,” kata Zulkifli.
Zulkifli berharap proses transformasi ini dapat berlangsung dengan cepat untuk mendukung tercapainya swasembada pangan pada 2027.
Sebelumnya, Zulkifli juga mengungkapkan bahwa dalam rapat internal yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto, rencana transformasi Bulog telah mendapatkan persetujuan Presiden.
“Setelah persetujuan Presiden, kami akan memulai pembahasan tentang bagaimana bentuk transformasi lembaga Bulog mulai Jumat ini,” ujar Zulkifli di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (26/11).
Zulkifli juga menekankan bahwa swasembada pangan, yang merupakan salah satu visi Presiden, sangat bergantung pada peran Bulog, seperti penyerapan gabah dan jagung dari petani. Dengan transformasi ini, Bulog diharapkan dapat berfungsi lebih efektif tanpa harus memikirkan untung rugi seperti saat ini yang beroperasi sebagai korporasi atau BUMN.
“Jika Bulog dapat berjalan lancar, tanpa harus terus menghitung untung rugi, maka proses transformasi ini akan sangat membantu dalam mendukung swasembada pangan,” jelas Zulkifli.
More Stories
Stok Beras Bulog Cabang Rejang Lebong Cukupi Kebutuhan Hingga Empat Bulan Ke Depan
Organda Bali Tolak Wacana Kewajiban KTP Bali bagi Sopir Transportasi Pariwisata dan Daring
Pemantauan Harga dan Ketersediaan Pangan di Tangerang Menjelang Ramadhan