February 7, 2025

Ekonomi Centralnesia

Berita Ekonomi Indonesia Terbaru Hari ini

Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif: Tantangan dan Strategi Tahun 2025

CENTRALNESIA – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menekankan pentingnya menjadikan pertumbuhan ekonomi lebih inklusif dan menyasar kelompok masyarakat bawah. Dalam acara CORE Economic Outlook 2025 di Jakarta, ia menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi yang stabil selama beberapa tahun terakhir harus menjadi fondasi untuk transformasi dan lompatan ekonomi berkelanjutan di tahun-tahun mendatang.


Capaian dan Stabilitas Ekonomi

Dalam lima tahun terakhir, ekonomi Indonesia telah menunjukkan ketahanan meski menghadapi tantangan global. Beberapa indikator utama mencerminkan stabilitas tersebut:

  • Pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,03 persen per kuartal III-2024, kembali ke posisi sebelum pandemi.
  • Surplus neraca pembayaran sebesar USD 5,9 miliar pada triwulan III-2024.
  • Inflasi IHK yang rendah di 1,71 persen (yoy).
  • Cadangan devisa sebesar USD 151,2 miliar per Oktober 2024.

Namun, tantangan utama tetap ada, yaitu memastikan pertumbuhan ekonomi ini merata dan berdampak langsung pada kesejahteraan kelompok bawah dan menengah.


Tantangan Ekonomi: Ketimpangan dan Sektor Tenaga Kerja

Indonesia menghadapi ketimpangan ekonomi yang mencolok. Kelas menengah, yang menjadi fondasi kestabilan sosial-ekonomi, masih terbatas, sementara kelompok masyarakat bawah mendominasi populasi.

Di sektor tenaga kerja:

  • 28,64 persen dari total pekerja terserap di sektor pertanian, yang dikenal memiliki pendapatan rendah.
  • Sektor perdagangan dan industri pengolahan menyusul dengan 19,05 persen dan 13,28 persen kontribusi.

Sektor pertanian, khususnya on-farm, seringkali menjadi “bantalan ekonomi” dengan harga komoditas yang diatur rendah untuk menjaga stabilitas harga pangan. Hal ini membatasi potensi peningkatan pendapatan petani.


Strategi Transformasi Ekonomi Tahun 2025

  1. Peningkatan Kesejahteraan Kelompok Bawah
    • Intervensi harga komoditas: Mengembangkan mekanisme yang tidak hanya menjaga harga pangan stabil, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani.
    • Program bantuan produktif: Memberikan akses terhadap teknologi pertanian, pelatihan, dan pendanaan untuk memperkuat produktivitas petani kecil.
  2. Diversifikasi Tenaga Kerja
    • Mendorong peralihan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri pengolahan dan jasa, yang lebih produktif dan bernilai tambah.
    • Meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan vokasional yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja modern.
  3. Transformasi Kelas Menengah
    • Penguatan kelas menengah: Menjaga daya beli masyarakat dan memberikan insentif bagi usaha kecil dan menengah (UMKM) untuk bertumbuh dan menyerap lebih banyak tenaga kerja.
    • Inklusi keuangan: Memperluas akses kredit untuk masyarakat berpendapatan rendah dan UMKM guna mendukung peningkatan ekonomi lokal.
  4. Pembangunan Inklusif dan Berkelanjutan
    • Mengintegrasikan kebijakan pembangunan dengan fokus pada pemerataan hasil pembangunan di wilayah tertinggal.
    • Memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas akses layanan publik dan peluang usaha di pedesaan.

Arah Kebijakan dan Lompatan Ekonomi

Rachmat menegaskan bahwa 2025 harus menjadi era lompatan ekonomi. Namun, lompatan tersebut harus bertahan dan tidak hanya bersifat sementara. Untuk itu, ia menekankan perlunya menjaga keseimbangan antara:

  • Stabilitas ekonomi makro.
  • Penguatan daya beli masyarakat bawah.
  • Dukungan terhadap sektor strategis seperti pertanian, manufaktur, dan jasa modern.

Dengan langkah-langkah ini, Indonesia dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan dan menjadikan kesejahteraan masyarakat bawah sebagai prioritas utama. Keberlanjutan dan inklusivitas harus menjadi pijakan utama dalam pembangunan di tahun mendatang.