
CENTRALNESIA – Mantan Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, menekankan pentingnya bagi Indonesia untuk memiliki pengaruh yang jelas dalam organisasi BRICS (Brazil, Russia, India, China, South Africa) setelah resmi bergabung. Ia menegaskan bahwa Indonesia harus memiliki tujuan, visi, dan misi yang jelas agar dapat memainkan peran yang signifikan di forum internasional, bukan sekadar menjadi anggota tanpa kontribusi nyata.
Marty memperingatkan bahwa Indonesia harus berhati-hati agar tidak menjadi pasif dalam keanggotaan BRICS, mengingat negara-negara pendiri BRICS seperti Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan memegang peran dominan dalam pengambilan keputusan. Ia berharap Indonesia tetap mampu mengambil keputusan secara independen dan mempengaruhi proses keputusan dalam BRICS, meskipun Indonesia hanya menjadi mitra, bukan pendiri organisasi ini.
Lebih lanjut, Marty melihat keanggotaan Indonesia dalam BRICS sebagai peluang untuk memperkuat kemitraan ekonomi, khususnya dalam perdagangan internasional. Indonesia dapat memanfaatkan hubungan dengan negara-negara BRICS untuk diversifikasi perjanjian dagang dan memperkuat posisi ekonomi global negara-negara Selatan.
Langkah Indonesia untuk mendaftar sebagai anggota BRICS dimulai dengan partisipasi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus pada Oktober 2024, di mana Indonesia menyampaikan surat ekspresi minat. BRICS sendiri adalah forum ekonomi yang kini semakin berkembang dengan penambahan negara-negara seperti Arab Saudi, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, dan Mesir.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, sebelumnya menyatakan bahwa keinginan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS sejalan dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif Indonesia, yang bertujuan memperjuangkan kepentingan negara-negara Global South di panggung internasional.
More Stories
Stok Beras Bulog Cabang Rejang Lebong Cukupi Kebutuhan Hingga Empat Bulan Ke Depan
Organda Bali Tolak Wacana Kewajiban KTP Bali bagi Sopir Transportasi Pariwisata dan Daring
Pemantauan Harga dan Ketersediaan Pangan di Tangerang Menjelang Ramadhan