
CENTRALNESIA – Kementerian Pertanian (Kementan) optimis bahwa produksi pangan dalam negeri akan mampu mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dirancang oleh Presiden Prabowo pada tahun 2025, mengingat tidak ada tantangan iklim yang signifikan pada tahun tersebut. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Yudi Sastro, menjelaskan bahwa pihaknya optimistis karena diperkirakan tidak ada kemarau besar pada 2025, serta adanya program-program seperti pompanisasi dan optimalisasi lahan rawa untuk mendukung produksi pangan.
Indonesia memiliki potensi produksi pangan yang besar dengan luas lahan sawah mencapai 7,3 juta hektare. Program intensifikasi juga gencar dilaksanakan untuk meningkatkan hasil per hektare, dengan target kenaikan 0,2 ton per hektare. Meski pada 2023 produksi beras sedikit menurun akibat fenomena El Nino, Yudi menekankan bahwa dengan upaya-upaya tersebut, Indonesia dapat mencapainya pada 2025.
Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional (Bapanas), Nita Yulianis, menambahkan bahwa menjaga Nilai Tukar Petani (NTP) menjadi salah satu upaya untuk mendukung program MBG dan swasembada pangan. Sejak 2022, NTP petani Indonesia telah stabil di atas angka 100, yang berarti petani masih memiliki insentif untuk berproduksi.
Selain itu, data dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) menunjukkan bahwa Indonesia merupakan produsen beras keempat terbesar di dunia, dengan kontribusi impor beras hanya 1,4% terhadap kebutuhan domestik dan menyuplai sekitar 6% dari kebutuhan beras global.
More Stories
Stok Beras Bulog Cabang Rejang Lebong Cukupi Kebutuhan Hingga Empat Bulan Ke Depan
Organda Bali Tolak Wacana Kewajiban KTP Bali bagi Sopir Transportasi Pariwisata dan Daring
Pemantauan Harga dan Ketersediaan Pangan di Tangerang Menjelang Ramadhan