February 6, 2025

Ekonomi Centralnesia

Berita Ekonomi Indonesia Terbaru Hari ini

IESR Harap Kunjungan Prabowo ke China Perkuat Kerja Sama Ekonomi Hijau

IESR Harap Kunjungan Prabowo ke China Perkuat Kerja Sama Ekonomi Hijau

CENTRALNESIA – Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), mengungkapkan bahwa kunjungan Presiden Prabowo ke China merupakan kesempatan strategis untuk memperkuat kerja sama Selatan-Selatan dalam mendorong pembangunan ekonomi hijau, aksi iklim, dan transisi energi di tengah ketidakstabilan global. Ia menilai bahwa Indonesia harus memanfaatkan kesempatan ini untuk mempererat kolaborasi dengan China, terutama dalam mendukung transisi energi rendah karbon, investasi hijau, alih teknologi, dan pengembangan industri teknologi energi bersih di Indonesia.

Fabby menyoroti bahwa China telah menunjukkan kemajuan pesat dalam mengembangkan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan penyimpanan energi. Oleh karena itu, ia menyarankan agar Indonesia membangun kerja sama dengan China untuk transfer teknologi yang dapat mendukung inovasi dan efisiensi di sektor energi terbarukan, serta untuk investasi pada proyek energi bersih di Indonesia.

Menurutnya, dengan penguasaan teknologi dan kapasitas energi terbarukan terbesar di dunia, China dapat menjadi mitra strategis Indonesia dalam tiga sektor penting:

  1. Investasi infrastruktur energi terbarukan dan penyimpanan energi.
  2. Manufaktur dan rantai pasok teknologi energi bersih.
  3. Dekarbonisasi industri, termasuk pengolahan mineral rendah karbon.

IESR juga menegaskan bahwa transisi energi bukan hanya sebuah pilihan, tetapi keharusan untuk mencapai kemandirian energi nasional, sembari mengurangi emisi dari sektor energi dan mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Gabungan antara pengembangan energi terbarukan, investasi pada proyek energi terbarukan, dan penurunan emisi di sektor energi, diyakini akan mendukung tercapainya visi pertumbuhan ekonomi delapan persen yang diusung di era kepemimpinan Prabowo.

Untuk meningkatkan investasi energi terbarukan, IESR mendorong pemerintah Prabowo untuk menciptakan iklim investasi yang lebih mendukung, di antaranya dengan menetapkan target nasional yang tegas, memperbaiki kerangka kebijakan dan regulasi, serta memperbaiki proses perizinan dan tarif listrik agar investasi di sektor ini lebih bankable (layak secara finansial).

Selain itu, Fabby mengusulkan agar Indonesia mencari dukungan pendanaan lunak dari China untuk mendukung implementasi Just Energy Transition Partnership (JETP) dan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN). Dukungan dari China terhadap JETP dapat memperdalam hubungan ekonomi antara China dan negara-negara berkembang yang memiliki agenda transisi energi. Indonesia, sebagai negara berkembang, dapat mempercepat pembangunan proyek energi terbarukan dengan adanya pendanaan yang memadai dari China.

IESR berharap bahwa Presiden Prabowo dapat memanfaatkan pertemuan dengan para pemimpin dan investor di China untuk menggalang dukungan dalam transisi energi yang adil. Transisi energi berkeadilan harus mengutamakan pembangunan yang inklusif dan merata, dengan mempertimbangkan dampaknya pada masyarakat lokal, lingkungan, dan ekonomi nasional.

Selain kunjungannya ke China, Presiden Prabowo juga dijadwalkan untuk bertemu dengan sejumlah pemimpin dunia lainnya. Setelah China, Presiden Prabowo akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan mungkin dengan Donald Trump, pemenang pilpres AS, serta melanjutkan lawatannya ke Peru untuk KTT APEC dan Brasil untuk KTT G20.