February 11, 2025

Ekonomi Centralnesia

Berita Ekonomi Indonesia Terbaru Hari ini

Program Pembangunan 3 Juta Rumah Diharapkan Memanfaatkan Produk Dalam Negeri

Program Pembangunan 3 Juta Rumah Diharapkan Memanfaatkan Produk Dalam Negeri

CENTRALNESIA – Anggota Komisi V DPR RI, Sudjatmiko, mengusulkan agar program pembangunan 3 juta rumah per tahun lebih mengedepankan penggunaan produk lokal, terutama dalam sektor konstruksi.

Dalam rapat kerja dengan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman di Gedung Parlemen Jakarta pada hari Senin, Sudjatmiko mengungkapkan bahwa meskipun Indonesia memiliki pabrik aluminium composite panel (ACP) berskala besar di Surabaya dan Jakarta, masih banyak proyek yang memilih untuk mengimpor bahan tersebut. Ia menekankan bahwa ketergantungan pada impor berpotensi menciptakan situasi mirip dengan kasus Sritex, di mana industri lokal tidak dapat bersaing dengan produk asing. “Kita tidak ingin ada Sritex kedua,” tegasnya.

Di samping masalah ACP, Sudjatmiko juga mengangkat perhatian mengenai tingginya harga semen. Ia menyarankan agar perusahaan semen seperti Semen Indonesia dan PT Indocement memisahkan produk mereka menjadi dua jenis: semen untuk pasar retail dan semen khusus untuk pembangunan rumah murah. Dengan cara ini, diharapkan harga semen untuk pembangunan rumah yang terjangkau bisa ditekan.

Sebelumnya, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR RI pada 29 Oktober, menyatakan bahwa untuk merealisasikan program 3 juta rumah per tahun, kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk perusahaan besar, sangat penting. Ia juga menyebutkan bahwa anggaran Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman untuk pembangunan perumahan di tahun 2025 adalah Rp5,078 triliun, mengalami penurunan dari Rp14,3 triliun pada tahun 2024.

Menteri Maruarar menambahkan bahwa diperlukan langkah-langkah inovatif untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya dalam mencapai target tersebut. Salah satu solusi yang sedang dipertimbangkan adalah penerapan sistem pembelian terpusat untuk material bangunan. Ia menjelaskan bahwa pengadaan semen untuk program 3 juta rumah diperkirakan akan menghabiskan lebih dari Rp10 triliun, dan dengan sistem pembelian terpusat ini, diharapkan biaya produksi dapat ditekan, sehingga harga rumah dapat menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat.