
CENTRALNESIA – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memaparkan program prioritas yang akan dilaksanakan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 8 persen, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo.
Dalam pernyataannya di Jakarta pada Senin, Menperin Agus menjelaskan bahwa program tersebut mencakup pemindahan akses pelabuhan impor (entry point) ke Indonesia Timur, inisiasi Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Gas Bumi untuk Kebutuhan Dalam Negeri, serta kredit revitalisasi untuk industri padat karya.
Agus menambahkan bahwa usulan program prioritas yang disebut sebagai program Quick Wins ini telah diajukan dalam rapat koordinasi terbatas yang diadakan di Jakarta pada Minggu (3/11).
“Kami bersama kementerian lain di bawah koordinasi Menko Perekonomian telah melakukan rapat terbatas. Beberapa program prioritas di sektor industri telah dibahas, dan akan dibentuk gugus tugas untuk membahasnya secara rinci,” jelasnya.
Dia juga menjelaskan bahwa pemindahan jalur masuk pelabuhan untuk produk impor akan menyasar berbagai komoditas, seperti elektronik, tekstil dan produk tekstil (TPT), pakaian jadi, alas kaki, kosmetik, keramik, katup, dan obat tradisional.
“Pemilihan komoditas ini tidak tanpa alasan, mengingat sektor-sektor industri tersebut rentan terhadap serangan barang impor murah atau ilegal. Oleh karena itu, ini menjadi fokus kebijakan pemerintah Kabinet Merah Putih untuk menetapkan pelabuhan impor di Sorong, Bitung, dan Kupang,” ujarnya.
Menperin menambahkan bahwa RPP Gas Bumi diharapkan menjadi pendorong kinerja industri manufaktur yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Melalui regulasi ini, tidak hanya tujuh subsektor industri yang akan mendapatkan subsidi gas dari program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) sebesar 6 dolar AS per million british thermal unit (MMBTU).
“Kemenperin pada dasarnya membina seluruh sektor manufaktur, sehingga tidak ada yang tertinggal,” tambahnya.
Selanjutnya, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi jangka pendek, pemerintah juga meluncurkan terobosan baru bagi sektor industri berupa kredit revitalisasi industri padat karya, yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas.
“Kredit ini dirancang untuk mendorong pembiayaan perbankan bagi sektor usaha padat karya, yang mendukung penciptaan lapangan kerja,” katanya.
Dalam rapat tersebut, Menperin juga mengungkapkan beberapa quick wins lainnya di sektor industri, termasuk pengembangan standardisasi industri, industri hijau, dan jasa industri. Program prioritas juga mencakup penyiapan sumber daya manusia (SDM) industri serta pengembangan sektor-sektor industri yang menjadi binaan Kemenperin, seperti industri agro, logam, mesin, alat transportasi, elektronika (ILMATE), industri kimia, farmasi, tekstil (IKFT), dan industri kecil dan menengah (IKM).
Kemenperin juga akan melaksanakan program prioritas untuk ketahanan industri, pengembangan wilayah industri, dan akses industri internasional (KPAII).
More Stories
Stok Beras Bulog Cabang Rejang Lebong Cukupi Kebutuhan Hingga Empat Bulan Ke Depan
Organda Bali Tolak Wacana Kewajiban KTP Bali bagi Sopir Transportasi Pariwisata dan Daring
Pemantauan Harga dan Ketersediaan Pangan di Tangerang Menjelang Ramadhan